Cari Blog Ini

Minggu, 15 Juni 2014

Febuxostat For Treating Chronic Gout

Acute Gout Arthritis adalah peradangan sendi akut akibat penumpukan kristal sodium monourat di dalam sendi atau jaringan sekitar sendi. Kondisi ini sangat terkait dengan hiperurisemia. Apabila hiperurisemia berlangsung kronis, maka akan terjadi kerusakan sendi dan penimbunan kristal urat diberbagai tempat. 

Usaha mengobati hiperurisemia dilakukan dengan pemberian allopurinol. Sayangngya obat ini sering menimbulkan Allopurinol Hypersensitivity Syndrome yang mengancam jiwa disamping pada beberapa kasus tidak memenuhi harapan dalam menurunkan kadar asam urat dibawah 6 mg/dl (menurut European League Againts Rheumatism) ataupun 5 mg/dl (menurut British Society for Rheumatology). Keadaan ini mendorong para ahli untuk menemukan obat baru dalam pengobatan gout kronis, salah satunya adalah Febuxostat.

Febuxostat adalah inhibitor Non Purin Xanthin Oxidase yang bekerja selektif dan sangat poten dibandingkan allopurinol. Ia tidak mengganggu enzim lain dalam metabolisme purin maupun pirimidin.

Secara farmakokinetik, Febuxostat diserap dengan baik dalam pemebrian oral. 84% Febuxostat diabsorbsi dari GIT dan absorbsi ini tidak terlalu dipengauhi oleh makanan ataupun antasida. Febuxostat yang terabsorbsi akan memasuki aliran darah dan berikatan dengan albumin didalam darah. Febuxostat didegradasi didalam hati dan disekresikan melalui feces dan urin, hanya 5 % febuxostat dieksresi dalam bentuk utuh. Waktu paruh obat ini adalah 5-8 jam.

Febuxostat dapat diberikan bersamaan dengan obat untuk terapi GA yang lain seperti NSAID dan kolkisin, ia juga bisa digunakan bersamaan dengan warfarin dan hidroklorotiazid karena tidak berinteraksi dengan obat-obat tersebut. Akan tetapi sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan 6-mercaptopurine.

Febuxostat terbukti lebih baik dalam menurunkan kadar alopurinol serum dibawah 6 mg/dl (EULAR) ataupun dibawah 5 mg/dl (BSR). Dosis yang dipakai adalah 80 mg dan bisa dinaikkan menjadi sampai 120 mg dalam 2 minggu bila efek yang diinginkan belum tercapai. Akan tetapi tetap diperlukan terapi profilaksis (Kolkisin atau NSAID) untuk mencegah kekambuhan GA. (Edwards NL 2009)

Meskipun demikian, menurut Tayar JH et al 2012, menginagat the Grade of Evidence dalam penelitian oleh Edwards NL berkisar antar rendah sampai tinggi, maka diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meyakinkan akan keefektifan dan keamanan penggunaan Febuxostat untuk terapi Hiperurisemia kronis pada pasien GA.

Rujukan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar