Depresi merupakan kelainan kejiwaan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan depresi berpotensi meningkatkan morbiditas dan mortalitas penderitanya. hal ini karena penderita depresi cenderung melakukan usaha bunuh diri, penyalahgunaan obat, dan berbagai hal negatif lainnya.
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap segala hal yang berkaitan dengan depresi. dsalah satu yang menarik adalah ditemukannya peningkatan kadar sitokin pro inflamasi (IL-6 dan TNF alfa) dan protein fase akut (CRP/ C-Reactive Protein) dalam darah penderita depresi. Hal menarik lainnya adalah injeksi sitokin pro inflamasi menimbulkan gejala depresi pada hewan dan manusia. Kedua temuan ini memunculkan pertanyaan bagaimanakah sitokin bisa mencapai otak yang dilindungi oleh Blood Brain Barier (BBB), dan pertanyaan bagaimanakah sitokin bisa menimbulkan kelainan otak dan gangguan kejiwaan.
Berbagai teori dimunculkan untuk menjawab bagaimanakah sitokin masuk ke dalam otak. Diantara teori-teori tersebut adalah:
- sitokin mencapai otak melalui bagian yang "leaky" di BBB
- transport aktif dengan bantuan protein transporter
- aktifasi sel-sel disekitar pembuluh darah otak untuk menghasilkan sitokin yang kemudian akan memasuki jaringan otak
- ikatan sitokin dengan reseptor di serabut saraf (seperti N Vagus)
- rekrutmen sel yang aktif memproduksi sitokin ke dalam otak
Adapun peran sitokin dalam menimbulkan kelaina otak maupun gangguan kejiwaan adalah dengan cara: sitokin merangsang enzim IDO (Indoleamin 2,3 Oxidase) makrofag untuk mengubah triptofan menjadi kinurenin. Oleh enzim KAT II (kinurenine Amino Transferase II) yang terdapat di astrosit, kinurenin dirubah menjadi Kinurenine Acid (KA). KA yang terbentuk disekresikan dan berikatan dengan reseptor asetilkolin tipe nikotinik dan menghambatnya (blokade). Hasil dari blokade ini adalah berkurangnya sekresi neurotransmiter Glutamat dan Dopamin yang memicu terjadinya disfungsi kognitif.
Selain hal diatas, Kinurenine juga dirubah menjadi Quinolinic Acid (QA) oleh enzim KMO (Kinurenine Mono oxigenase) dan HAO (Hydroxy Anthranilic Acid Oxygenase) yang terdapat dalam mikroglia. QA mengaktifkan reseptor NMDA (N methyl D Aspartat) dan memicu peroksidasi lipid. hasil akhir dari proses ini adalah eksitotoksisitas, stress oksidative, dan neurodegenerasi.
Rujukan
Haroon E, Raison CL, Miller AH, 2012, Psychoneuroimmunology Meets Neuropsychopharmacology: Translational Implications of the Impact of Inflammation on Behavior, Neuropsychopharmacology Reviews 37, 137–162 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3238082/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar